Nutrisi Ruhani Santun Menyejukkan Wacana SUFI ke-21 ~SUFI dilarang menganggur~ " Kadang-kadang orang berfikir dan kebanyakan me...
Nutrisi Ruhani
Santun Menyejukkan
Wacana SUFI ke-21
~SUFI dilarang menganggur~
" Kadang-kadang orang berfikir dan kebanyakan mempunyai pertanyaan seperti ini :
"Pak, saya ingin terjun ke dunia sufi secara total, tapi saya masih senang dengan dunia ini, gimana itu ya ? "
Bekerja di dunia, bukan menjadi penghalang bagi proses menuju kepada Allah Ta'ala.
Jangan sampai disalahpahami seperti itu, nanti justru timbulnya menjadi nafsu.
Bahwa persepsi dibenaknya kalau sudah masuk ke dunia sufi , dunia akan hilang semua, harus ditinggalkan.
Justru itu nafsu !
Oleh sebab itu, Syech Abul Hasan Asy Syadzily Qs, seorang Sufi Agung sekaligus pendiri Thoriqoh Syadziliyyah, dahulu beliau terus menerus menganjurkan kepada para muridnya untuk bekerja, tidak boleh ada muridnya yang menganggur. Alasan apapun itu tidak boleh menganggur !
Kenapa ?
Sebab jika nanti dia banyak menganggur, muncul pikiran negatifnya yang bermacam-macam.
Bisa jadi dia mengatasnamakan tawakal,
“saya lagi tawakal kok!”.
Padahal, sebenarnya sekarang memang dia menganggur.
Dikarenakan sedang menganggur, terus diatasnamakan tawakal, muncul pikiran yang lain,
"berikutnya siapakah yang akan memberi saya duit ya?",
akhirnya nanti yang muncul adalah tomak, yaitu berharap kepada orang lain. Ini kan bahaya sekali.
Para kyai-kyai zaman dahulu rajin bekerja.
Misalnya mbah Hadratussyech Kyai Hasyim Asya’ari, pendiri organisasi para ulama yaitu Nahdlatul Ulama, itu sangat luar biasa, beliau sering ke sawah, dan mempunyai lahan garapan yang sangat luas.
Ada juga Mbah Syech Kyai Abdul Djalil Mustaqim, seorang mursyid sekaligus pengasuh Pondok Suluk PETA Tulungagung, banyak orang lain melihat beliau tidak pernah bekerja, padahal bekerja lho, hal ini karena banyak orang tidak mengerti dan mengetahui cara beliau bekerja, yaitu menanam modal di banyak tempat. "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid "GUSDUR" Ciganjur Jakarta Selatan | 6 Jan 2014]
🌷
>>> RCS berdzikir, bertafakur, GOooo <<<
🌷
Santun Menyejukkan
Wacana SUFI ke-21
~SUFI dilarang menganggur~
" Kadang-kadang orang berfikir dan kebanyakan mempunyai pertanyaan seperti ini :
"Pak, saya ingin terjun ke dunia sufi secara total, tapi saya masih senang dengan dunia ini, gimana itu ya ? "
Bekerja di dunia, bukan menjadi penghalang bagi proses menuju kepada Allah Ta'ala.
Jangan sampai disalahpahami seperti itu, nanti justru timbulnya menjadi nafsu.
Bahwa persepsi dibenaknya kalau sudah masuk ke dunia sufi , dunia akan hilang semua, harus ditinggalkan.
Justru itu nafsu !
Oleh sebab itu, Syech Abul Hasan Asy Syadzily Qs, seorang Sufi Agung sekaligus pendiri Thoriqoh Syadziliyyah, dahulu beliau terus menerus menganjurkan kepada para muridnya untuk bekerja, tidak boleh ada muridnya yang menganggur. Alasan apapun itu tidak boleh menganggur !
Kenapa ?
Sebab jika nanti dia banyak menganggur, muncul pikiran negatifnya yang bermacam-macam.
Bisa jadi dia mengatasnamakan tawakal,
“saya lagi tawakal kok!”.
Padahal, sebenarnya sekarang memang dia menganggur.
Dikarenakan sedang menganggur, terus diatasnamakan tawakal, muncul pikiran yang lain,
"berikutnya siapakah yang akan memberi saya duit ya?",
akhirnya nanti yang muncul adalah tomak, yaitu berharap kepada orang lain. Ini kan bahaya sekali.
Para kyai-kyai zaman dahulu rajin bekerja.
Misalnya mbah Hadratussyech Kyai Hasyim Asya’ari, pendiri organisasi para ulama yaitu Nahdlatul Ulama, itu sangat luar biasa, beliau sering ke sawah, dan mempunyai lahan garapan yang sangat luas.
Ada juga Mbah Syech Kyai Abdul Djalil Mustaqim, seorang mursyid sekaligus pengasuh Pondok Suluk PETA Tulungagung, banyak orang lain melihat beliau tidak pernah bekerja, padahal bekerja lho, hal ini karena banyak orang tidak mengerti dan mengetahui cara beliau bekerja, yaitu menanam modal di banyak tempat. "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid "GUSDUR" Ciganjur Jakarta Selatan | 6 Jan 2014]
🌷
>>> RCS berdzikir, bertafakur, GOooo <<<
🌷
COMMENTS