Aqidah Ahlusunnah Pertama : أَنَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا شَرِيكَ لَهُ Arti : wahid adalah esa. Apakah yang menunjukkan dalil bahw...
Aqidah
Ahlusunnah
Pertama
: أَنَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا شَرِيكَ لَهُ
Arti : wahid adalah esa.
Apakah yang menunjukkan dalil bahwa Allah itu 1 ?
dalil pertama :
وَإِلهُكُمْ إِلهٌ واحِدٌ
لَا إِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيمُ (163)
Asbabunnuzul
:
عن
عطاء قال: نزل على النّبي صلّى اللّه عليه وسلّم بالمدينة: وَإِلهُكُمْ إِلهٌ
واحِدٌ، لا إِلهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيمُ فقال كفار قريش بمكة: كيف يسع
الناس إله واحد؟ فأنزل اللّه: إِنَّ فِي
خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ إلى قوله: لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ.
وعند
أبي الضحى قال: لما نزلت هذه الآية: وَإِلهُكُمْ إِلهٌ واحِدٌ تعجب المشركون
وقالوا: إله واحد؟ إن كان صادقا فليأتنا بآية، فأنزل اللّه تعالى:
إِنَّ
فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ إلى آخر الآية «1».
Tafsir :
بعد
أن ذكر اللّه في الآية السابقة حال الكافرين الجاحدين لآيات اللّه، وحال من كتم
الآيات، وعقابهم بالطرد من رحمة اللّه والخلود في نار جهنم، أتى ببيان سبب الكفر
وهو الشرك، وأراد تعالى أن يعالج داء كفرهم بإثبات وحدانية اللّه بالبرهان، وتعداد
مظاهر رحمته وأدلة قدرته، وأن الخير في اللجوء إليه وحده
Syirk Uluhiyyah dan rububiyyah :
شرك الألوهية: بأن يعتقد
المرء أن في الخلق من يشارك اللّه أو يعينه في أفعاله، وشرك الربوبية: بأن يسند
الخلق والتدبير إلى غيره معه، أو تؤخذ أحكام الشرائع من عبادة وحلال وحرام من
غيره، كما قال تعالى:
اتَّخَذُوا أَحْبارَهُمْ
وَرُهْبانَهُمْ أَرْباباً مِنْ دُونِ اللَّهِ [التوبة 9/ 31].
فقوله تعالى: لا إِلهَ إِلَّا هُوَ
تقرير للوحدانية بنفي غيره وإثباته
Didalam bahasa arab :
ada yang namanya alif lam.
Apabila ada kalimat yang
menggunakan alif lam, maka artinya itu berbeda dengan ia tidak memakai alif
lam. Contoh :
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ [٢:٧]
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan
mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (al-baqarah 7).
Lafadz
azabun disini : tidak menggunakan aliflam menunjukkan
keagungannya/kebesarannya.
Dalam kitab taysir fi qawaidil
Qur’an :
Maksud dan tujuan ditankirkan
:
Pertama : tujuannya adalah
mengkhususkan 1 nama.
Kedua : menghendaki lafadz itu
mempunyai macam
Ketiga : perkara itu ‘adzim
(besar)
Keempat : maknanya taksir
(banyak)
Kelima : tahqir (menghinakan)
Keenam : taqlil
(menyedikitkan)
Ketujuh : menjadikan umum
maknanya.
Pelajarannya
: bahwa Allah itu sangat Agung. Tidak pantas bagi seorang hamba untuk mengira
bahwa ada tuhan selain Allah, padahal telah Allah sebutkan bahwa tidak ada
tuhan selain Allah.
Arti subhanallah ?
Menurut
bahasa asalnya : تباعد (menjauhkan).
Arrazi
mengungkapkan dalam tafsirnya :
تَبَاعُدًا فَمَعْنَى: سَبِّحِ اللَّهَ
تَعَالَى، أَيْ بَعِّدْهُ وَنَزِّهْهُ عَمَّا لَا يَنْبَغِي وَتَمَامُ
الْمَبَاحِثِ الْعَقْلِيَّةِ فِي لَفْظِ التَّسْبِيحِ قَدْ ذَكَرْنَاهَا فِي
أَوَّلِ سُورَةِ الْحَدِيدِ،
Pelajaran
: maka ketika kita mengucapkan Subhanallah harus ada dalam benak kita itu
membersihkan sesuatu yang buruk tentang Allah. Misal :
- Allah mempunyai tangan
- Allah bertempat
- Allah dzalim kepada manusia
- Allah tidak adil
Ada
sebuah pertanyaan : apakah Allah dzalim ?
Allah
SWT menjawab :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا
عَظِيمًا [٤:٤٠]
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan
jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan
memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (annisa 40)
Ada seorang bertanya : “ kalau Allah tidak
zalim, lalu kenapa ada orang yang disakiti?”
Jawaban : itulah bentuk dari Rahmat dan kasih
sayang Allah, sebab apabila orang itu dianiaya sebenarnya secara tidak sadar
dia sedang dalam kasih sayang Allah, sebab orang yang dianiaya kata nabi adalah
orang disayang apabila ia beriman.
Ada sebuah statement : “Allah itu
memberikan rizqinya kepada semua hambanya”.
Allah berfirman : hud 6 :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ [١١:٦]
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Lalu ada orang yang bilang : kok ada orang yang
di tidak dapat makan ?
Syaikh mutawalli sya’rowi : “ sebenarnya Allah
itu adil, namun karena keserakahan manusia itu lah yang menyebabkan orang –
orang itu tidak mendapatkan bagiannya”.
Dalil kedua :
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا
اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ [٢١:٢٢]
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain
Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang
mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (al-anbiya 22 ).
Kaidah : “ adanya 2 hal yang
bertentangan tidak bisa dikerjakan secara bersamaan”
Contoh : ada sebuah ular berkepala
2. Ia tidak bisa berjalan ketempat yang berbeda. Maka ular itu haruslah
berkepala satu.
Jawaban : Maka Tuhan yang mengatur
langit dan bumi itu tidak mungkin 2, bagaimana mungkin jika tuhan yang 1
menghendaki langit itu terang sedangkan tuhan yang 2 itu menghendaki langit itu
gelap. Maka hal ini bertentangan.
Ada pertanyaan : “bagaimana apabila
ada tuhan yang 3, seperti tuhannya orang budha ?”
Jawaban : kalau mereka mengatakan
bahwa tuhan yang satu mengatur rezeki, tuhan yang satu mengatur ini dan itu.
Maka jawabannya adalah : “ bagaimana mungkin tuhan itu membagi-bagi tugas?
Emang dia tidak mampu?”.
Allah yang menciptakan maksiat, manfaaat
mudhorot, kekayaan, kemiskinan.
Api tidak dapat membakar, pisau tidak
dapat memotong, makanan tidak dapat membuat kenyang. Maka semua itu hanyalah
sebab. Boleh saja tidak menjadikan energy panas pada api.
Azzumar : 3
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ
دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ
زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ
فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ
كَفَّارٌ
Kedua : قَدِيمٌ لَا أَوَّلَ لَهُ
Qidam
: adalah yang Maha Terdahulu.
Banyak
orang yang berargumen, masa iya sih ada sesuatu yang tidak ada awalnya.
Coba
kita perhatikan :
Manusia
berasal dari manusia lain, ujungnya nabi adam.
Ayam
berasal dari telur, telur berasal dari ayam begitu seterusnya.
Maka
apabila kita hanya mutar-mutar saja pemikiran kita, pasti kita tidak akan
pernah habisnya.
Dalam
aqidah hal seperti ini tidak boleh ada.
Maka
dalil inilah yang membuktikan bahwa mestilah ada sesuatu yang tiada awalnya
yaitu Allah.
Dan
sesuatu yang tidak ada akhirnya yaitu
Allah SWT
Ada sebuah cerita tentang imam
abu hanifah, seorang ulama besar yang hidup ditahun 80 H sampai 150 H kurang
lebih.
Atheis :
Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan?
Abu Hanifah :Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan."
Atheis :Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis :Kami mohon diberi contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka empat?
Atheis :Angka Tiga
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka tiga?
Atheis :Angka dua
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka dua?
Atheis :Angka satu
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis :Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah :Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya?
Abu Hanifah :Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan."
Atheis :Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis :Kami mohon diberi contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka empat?
Atheis :Angka Tiga
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka tiga?
Atheis :Angka dua
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka dua?
Atheis :Angka satu
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis :Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah :Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya?
Asbabunnunuzul :
رَوَى عِكْرِمَةُ عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ أَنَّ الْيَهُودَ جَاءُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ وَمَعَهُمْ كَعْبُ بْنُ
الْأَشْرَفِ، فَقَالُوا: يَا مُحَمَّدُ هَذَا اللَّهُ خَلَقَ الْخَلْقَ، فَمَنْ
خَلَقَ اللَّهَ؟ فَغَضِبَ نَبِيُّ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ
فَسَكَّنَهُ وَقَالَ: اخْفِضْ جَنَاحَكَ يَا مُحَمَّدُ، فَنَزَلَ: قُلْ هُوَ
اللَّهُ أَحَدٌ فَلَمَّا تَلَاهُ عَلَيْهِمْ قَالُوا: صِفْ لَنَا رَبَّكَ كَيْفَ
عَضُدُهُ، وَكَيْفَ
ذِرَاعُهُ؟ فَغَضِبَ أَشَدَّ مِنْ
غَضَبِهِ الْأَوَّلِ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ بِقَوْلِهِ: وَما قَدَرُوا اللَّهَ
حَقَّ قَدْرِهِ [الْأَنْعَامِ: 91]
Ketiga : مُسْتَمِرُّ الْوُجُودِ لَا آخِرَ لَهُ، أَبَدِيٌّ لَا نِهَايَةَ
لَهُ، دَائِمٌ لَا انْصِرَامَ لَهُ لَمْ
يَزَلْ وَلَا يَزَالُ.
“senantiasa adanya tidak
ada akhir baginya, abadi tidak ada ujungnya, Dia senantiasa ada tanpa mati”.
Baqa
: dalam bahasa indonesianya artinya kekal.
Apa
sih yang dimaksud dengan kekal ?
Kekal
adalah tetapnya zat/sesuatu tanpa hilang dan habis.
AQIDAH
KITA ;
Yakinilah Allah itu kekal, tiada ada akhir, ia tidak berubah.
Contoh
: bumi, apakah ia termasuk hal yang kekal ?
Bumi
mempunyai awal, punya akhir dan ia juga lama-kelamaan menua,
Maka
bisa dikatakan bumi itu fana (lawannya kekal).
Apa
yang pertama kali Allah ciptakan ?
صَحَّ فِي الْخَبَرِ عَنْ
رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِيمَا رَوَاهُ عَنْهُ
عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: «إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ
اللَّهُ تَعَالَى الْقَلَمُ، وَقَالَ لَهُ: اكْتُبْ. فَجَرَى فِي تِلْكَ
السَّاعَةِ بِمَا هُوَ كَائِنٌ» . وَرُوِيَ نَحْوُ ذَلِكَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ.
وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ
إِسْحَاقَ: أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللَّهُ تَعَالَى النُّورُ، وَالظُّلْمَةُ،
فَجَعَلَ الظُّلْمَةَ لَيْلًا أَسْوَدَ، وَجَعَلَ النُّورَ نَهَارًا أَبْيَضَ
مُضِيئًا. وَالْأَوَّلُ أَصَحُّ لِلْحَدِيثِ، وَابْنُ إِسْحَاقَ لَمْ يُسْنِدْ
قَوْلَهُ إِلَى أَحَدٍ.
Contoh
: manusia, apakah ia termasuk yang kekal didunia ?
Manusia
punya permulaan yaitu ketika mereka lahir, dan punya akhir.
Dan
manusia pun menua, inilah yang menjadi bukti bahwa manusia tidak kekal.
Syaikh
nawawi al-bantani seorang ulama dari tanah jawa banten,
Yang
menjadi mufti di mekkah karena kecerdasan dan kecemerlangannya dalam ilmu
agama.
Ada
sebuah cerita : ketika ulama mekkah itu tidak bisa memecahkan masalah lantas,
Diutuslah
utusan dari tiap-tiap Negara perwakilan, maka syaikh nawawi datang menjadi
utusan
Indonesia
pada waktu itu bersama santrinya. Lantas ketika acara hendak berlangsung beliau
menyuruh
Muridnya
memakai bajunya, dan beliau memakai baju muridnya. Sehingga samar antara murid
dan guru. Ditengah-tengah acara semua orang tidak ada yang bisa menjawab
akhirnya syaikh nawawi mengajukan tangan mengatakan : “ jangan guru saya yang
jawab…….”
Dalam
kitab beliau, beliau ungkapkan :
اعلم انّ الاشياءَ علي أربعة أقسامٍ :
- شيء
لا أول له ولا اخر له وهو ذات الله تعالي وصفاته
- شيء
له أول و اخرٌ وهو ذات المخلوقين وصفاتُهم
- شيء
ليس له أولٌ وله اخر وهو عدمُنا الازلي فينتهي بوجودِناَ
- شيء
له أول و ليس له اخر وهو الدار الاخرة
Allah
SWT berfirman : dalam surat al-qasas 88 :
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ
Artinya
: segala sesuatu akan hancur kecuali zat Allah.
Analogi
:
Kalau
seandainya saya bilang, monas itu dibangun oleh soekarno. Betul tidak ?
Jadi
yang membangun adalah tukang bangunan, ini merupakan kiasan.
“
pohon kelapa itu melambai-lambai seolah menyapa diriku”.
Apakah mungkin pohon kelapa itu melambai?
Lalu apakah kita bisa mengatakan “ ada
lho phon yang genit, bisa melambai2 menggoda”
Maka
dalam bahasa arab pun ada yang namanya majaz. Orang yang mengartikan secara
tektual saja dia pasti akan salah ketika menafsirkan ayat al-Qur’an.
Kisah
ada orang buta : mengatakan bahwa didalam Qur’an tidak ada yang namanya majaz,
dan dalam bahasa arab pun demikian, lalu ada seorang ulama bernama syaikh
syanqiti mengajak dialog terbuka. Lalu orang buta tersebut ditanya : bagaimana
kamu menafsirkan ayat ini ?
وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَى
وَأَضَلُّ سَبِيلًا
Artinya
: “dan barangsiapa yang buta didunia ini, maka dia buta diakhir dan tersesat
dari jalan benar” isra 72
Bagaimana mentafsirkan ayat
ini ?
اعملوا ما شئتم
Maka ketika kita mentafsirkan
ayat ini (al-qasas) maka ini adalah majaz.
Imam bukhari (seorang dari kota Bukhara,
seorang ahli hadits yang mengarang kitab shahih bukhari, yang mana kitab
tersebut itu merupakan kitab hadits nomor 1 didunia, semua orang meyakini kitab
ini dan menjadikannya sebagai rujukan
dan kitab ini merupakan kitab hadits kedudukannya dibawah al-qur’an. Beliau
adalah seorang yang sangat hebat, alim, kuat hapalannya).
Beliau metakwil (memberikan
ta’wil = makna yang sebenarnya).
{ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ }
إِلَّا مُلْكَهُ
Maka
wajah disini diartikan sebagai kerajaannya Allah ini merupakan takwil yaitu
Allah tidak mengatakan bahwa Ia punya wajah, tapi maksudnya segalanya hancur
kecuali kerajaannya Allah SWT.
4
golongan dalam masalah ini :
Salaf
: hidup smp 150 H : mereka diam ketika ditanya masalah ini
Khalaf
: hidup setelah itu : mereka mentakwil mengatakan ini adalah kerajaan.
Kaum
musyabbahah : (menyerupakan Allah, Allah punya tangan, Allah punya wajah)
Neo
musyabahah : (ibn taymiyah) : Allah punya wajah namun wajahnya bukan kaya
manusia.
Keempat : مَوْصُوفًا بِنُعُوتِ الْجَلَالِ
Sifat jalal : secara bahasa :
الجَلَالَة: عظم القدر
Kelima : لَا يُقْضَى عَلَيْهِ بِالِانْقِضَاءِ وَالِانْفِصَالِ بِتَصَرُّمِ
الْآبَادِ وَانْقِرَاضِ الْآجَالِ، بَلْ هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ
“Allah tidka ditetapkan
baginya itu sifat selesai dan terpisah dengan kalimat habis dan tidak dapat
musnah termakan ajal akan tetapi Allah itu Yang Maha Awal dan Maha Akhir”.
Keenam : وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ، وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Allah
sifatnya Ilmu : artinya Allah Maha Mengetahui.
Allah
SWT berfirman : al-anfal : 75, attaubah :115, Al-ankabut 62, al-mujadilah : 7.
5 tempat
إِنَّ
اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : “sesungguhnya Allah
maha mengetahui atas segala sesuatu”.
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ
مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا [٦٥:١٢]
Artinya : “Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (atthalaq – 12).
Kisah
: isra’ mi’raj
- jadi ilmu nya Allah meliputi segala
apa yang ada dilangit dan dibumi, bahkan ilmunya Allah tidak terhingga
banyaknya.
- maksud kalimat “ agar kamu mengetahui
bahwasanya allah maha kuasa atas segala sesuatu”. Allah ingin mengajarkan
kepada manusia, bahwa Allah itu Maha Mengetahui apa yang ada didalam langit dan
dalam bumi, dahulu nabi Ibrahim pernah berdoa kepada Allah dalam surat
al-baqarah 126 :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ
اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ
مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً
ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Pelajarannya :
- doa
nabi Ibrahim ini jauh sekali dari zaman Rasulullah SAW, dizaman Rasul pun
seakan blm Allah kabul kan doa ini. Lalu pada saat sekarang ini, siapa yang
tidak mengenal negeri arab, kaya akan minyak, segala apapun ada walaupun disana
negeri yang kering padang pasir. Inilah
bukti Allah maha mengetahui atas segala sesuatu.
- Allah
SWT mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersabar, jangan buru-buru minta
dikabulkan doanya.
Allah
mengetahui Apa yang ada dilangit dan ada dibumi, apa yang ada dilangit ?
Permasalahan : Allah menciptakan 7 langit dan 7 lapis bumi.
Langit
7 lapis : disebutkan dalam surat :
- al-baqarah 29
- al-isro 44
- al-mukminun 86
- attalaq 12
- al-mulk 3
- annaba 12
- nuh 15
Permasalahan : bumi 7 lapis, apakah bumi ada 7 ataukah bumi itu
7 lapis ?
Rasulullah
SAW bersabda :
‘Barangsiapa
yang menyerobot sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis
bumi.’ (HR Bukhari)
Dilangit
dahulu ada seorang hamba yang taat
Permasalahan : kisah iblis dan nama iblis dilangit
Prof.
Dr wahbah zuhaili : bahwa Allah menceritakan kisah nabi adam beserta iblis
dalam surat al-baqarah, al-a’raf, alhijr, al-isra, al-kahfi, thaha dan shad.
Kisah
iblis dalam tafsir Al-munir :
روى
الضحاك عن ابن عباس : إنه تعالى إنما قال هذا القول للملائكة الذين كانوا في الأرض
محاربين مع إبليس ، لأن اللّه تعالى لما أسكن الجن الأرض فأفسدوا فيها ، وسفكوا
الدماء وقتل بعضهم بعضا بعث اللّه إبليس في جند من الملائكة فقتلهم إبليس بعسكره
حتى أخرجوهم من الأرض وألحقوهم بجزائر البحر. وهؤلاء خزّان الجنان أنزلهم اللّه من
السماء إلى الأرض لطرد الجن إلى الجزائر والجبال وسكنوا الأرض فخفّف اللّه عنهم
العبادة وكان إبليس يعبد اللّه تارة في الأرض وتارة في السماء ، وتارة في الجنة
فدخله العجب وقال في نفسه : ما أعطاني اللّه هذا الملك إلا لأني أكرم الملائكة
عليه. فقال تعالى له ولجنده :
إِنِّي جاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً أي بدلا
منكم ورافعكم إليّ فكرهوا ذلك لأنهم كانوا أهون الملائكة عبادة.
Imam
ghazali menyebutkan dalam kitabnya :
Nama
iblis dilangit pertama : al-abid
Nama
iblis dilangit kedua : azzahid
Nama
iblis dilangit ketiga : al-a’rif
Nama
iblis dilangit keempat : al-wali
Nama
iblis dilangit kelima attaqi
Nama
iblis dilangit keenam : al-kazin
Nama
iblis dilangit ketujuh : azazil
Dalam
lauhul mahfudz : namanya iblis
Kisah iblis dalam al-Qur’an :
Dalam
surat al-a’raf :
وَلَقَدْ
خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا
لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ [٧:١١]
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu
Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat:
"Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali
iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
Ulama
tafsir berkata :
وأما
السجود لآدم فمتفق عليه لقوله تعالى: ثُمَّ قُلْنا لِلْمَلائِكَةِ: اسْجُدُوا
لِآدَمَ أي وبعد إتمام خلق آدم أمرنا الملائكة بالسجود له سجود تحية وتكريم له
ولذريته لا سجود عبادة إذ لا معبود إلا اللّه وحده، وذلك حتى يعرفوا نعم اللّه
عليهم، فيشكروها، وليحذروا إبليس ووساوسه بعد ما فعله قديما. فسجد
الملائكة كلهم أجمعون، إلا إبليس الذي كان من الجن لا من الملائكة أبى واستكبر،
ولم يكن مع الساجدين.
Kemudian :
قَالَ
مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ
خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ [٧:١٢]
Allah
berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya:
Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
Prof. Dr. Wahbah zuhaili :
فأجاب معتذرا متعللا: إني أنا خير منه،
خلقتني من النار، وخلقته من الطين، والنار بما فيها من خاصية الارتفاع والعلو
والنور أشرف من الطين الذي يتسم بالركود والخمود والذبول، والشريف لا يعظّم من
دونه، وإن خالف أمر ربه. هذا قياس إبليس، وهو أول قياس، لكنه باطل، إذ لا يستدل على
الخيرية بالطبيعة المادية، وإنما تكون الخيرية بالمعاني والخصائص المفيدة فائدة
أكثر، وقد حبا اللّه آدم من العلوم
Api : meninggi, sombong
Tanah : rendah hati
قَالَ
فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ
مِنَ الصَّاغِرِينَ [٧:١٣]
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu;
karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah,
sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
Tafsir
: lalu rupa iblis dirubah oleh Allah :
Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada
asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah
S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang
menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti
wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang
hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu,
taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh
helai.
Makna
ihbit : الانحدار والسقوط من مكان إلى ما دونه،
أو من منزلة إلى ما دونها
Dialog Allah dengan iblis setelah itu :
Ketika Allah S.W.T
membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah
S.W.T berfirman yang bermaksud, “Apakah yang membuat kamu menangis?” Lalu
mereka menjawab, “Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.”
Firman Allah bagi
bermaksud, “Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku.” Setelah
diusir, maka iblis pun berkata, “Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari
Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan
penguasaan-Mu.”
Lalu Allah berfirman
yang bermaksud, “Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab
para nabi adalah maksum.”Berkata lagi iblis, “Tambahkanlah lagi untukku.” Allah
berfirman yang maksudnya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali
tentu dilahirkan untukmu dua padanya.” Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi
untukku.” Lalu Allah berfirman dengan maksud, “Dada-dada mereka adalah rumahmu,
engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram.”
“Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan
mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti
melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai
anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan
cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan
perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka.” (Hal ini ada disebutkan
dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : “Gerakkanlah orang yang engkau
kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka
tentara engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada
harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan
iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan.”
Permasalahan : Allah tidak mengetahui hal yang kecil
Allah
mengetahui semua yang ada dilangit dan dibumi, dalam surat luqman :
يَا
بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي
صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ [٣١:١٦]
(Luqman
berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi
Maha Mengetahui. (luqman 16).
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا
يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا
يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ
إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ [٦:٥٩]
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang
di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz)" ( al-anam 59).
Dan Allah juga
mengetahui yang ghaib :
إِنَّكَ
أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ [٥:١١٦]
. Sesungguhnya
Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". (al-maidah 116).
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ
يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ [٩:٧٨]
Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia
dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib.
(taubah 78).
Permasalahan
: apakah manusia itu diberikan kemampuan untuk mengetahui yang ghaib ?
Allah
berfirman :
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ
يُبْعَثُونَ [٢٧:٦٥]
Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui
bila mereka akan dibangkitkan.(
annaml 65).
Kaidah pertama : para Rasul
diberitahu hal yang ghaib dengan kehendak Allah. namun yang diketahui Rasul
sebatas apa yang diberi tahu Allah. contoh : Rasulullah SAW diberitahu
tentang hari kiamat, diberi tahu tentang surga dan neraka.
Allah SWT berfirman :
ذَٰلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ
نُوحِيهِ إِلَيْكَ ۚ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلَامَهُمْ
أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ [٣:٤٤]
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami
wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka,
ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di
antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka
ketika mereka bersengketa
(ali imran : 44)
مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ
عَلَىٰ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ
عَلَى الْغَيْبِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ
أَجْرٌ عَظِيمٌ [٣:١٧٩]
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam
keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari
yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu
hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di
antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya;
dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar. (ali imran : 179)
Macam-macam
Alam :
- Arti
alamin adalah : atau alam : كل موجود سوى الله عز وجل
- semua
yang berakal : baik jin, jin, syaitan, malaikat : bukan binatang.
- semua
yang mempunyai ruh
- Allah
menciptakan 17000 alam penduduk langit, dan 1 alam untuk penduduk bumi. Dan semua
itu tidak ada yang tahu kecuali Allah.
- alam
manusia, alam jin selain itu ada 18000 alam atau 14000 alam, dia diragukan.
- 1000
umat, 600 dilaut, 400 didaratan.
- ada
yang berkata : tidak ada yang tahu alam alam kecuali Allah.
Permasalahan
: jangan jadikan ilmu itu sebagai alat kesombongan kita sebab ilmu punya Allah
Allah
SWT berfirman :
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا
إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ [٢:٣٢]
Mereka
menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
Rasulullah
SAW bersabda :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
الْفَضْلِ بْنِ أَخْنَفَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ
الْكَرَابِيسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ:
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ، عَنْ
عَاصِمٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ لَبِيدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ , قَالَ: «أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ» . قَالُوا: يَا رَسُوَلَ
اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ؟ قَالَ: " الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ
تَعَالَى لَهُمْ يَوْمَ يُجَازِي الْعِبَادَ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى
الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ
عِنْدَهُمْ خَيْرًا ".
Dalam hadits lain :
قَالَ: حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «رُبَّ
صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ حَظٌّ مِنْ صَوْمِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ
قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ حَظٌّ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ وَالنَّصَبُ» .
يَعْنِي إِذَا لَمْ يَكُنِ
الصَّوْمُ وَالصَّلَاةُ لِوَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى فَلَا ثَوَابَ لَهُ، كَمَا
رُوِيَ عَنْ بَعْضِ الْحُكَمَاءِ أَنَّهُ قَالَ: مَثَلُ مَنْ يَعْمَلُ الطَّاعَاتِ
لِلرِّيَاءِ وَالسُّمْعَةِ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ إِلَى السُّوقِ وَمَلَأَ
كِيسَهُ حَصَاةً، فَيَقُولُ النَّاسُ مَا أَمْلَأَ كِيسَ هَذَا الرَّجُلِ وَلَا
مَنْفَعَةَ لَهُ سِوَى مَقَالَةِ النَّاسِ، وَلَوْ أَرَادَ أَنْ يَشْتَرِيَ لَهُ
شَيْئًا لَا يُعْطَى بِهِ شَيْءٌ، كَذَلِكَ الَّذِي عَمِلَ لِلرِّيَاءِ
وَالسُّمْعَةِ لَا مَنْفَعَةَ لَهُ مِنْ عَمَلِهِ سِوَى مَقَالَةِ النَّاسِ وَلَا
ثَوَابَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ.
كَمَا قَالَ اللَّهُ
تَعَالَى: {وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً
مَنْثُورًا} [الفرقان: 23] ، يَعْنِي الْأَعْمَالَ الَّتِي عَمِلُوهَا لِغَيْرِ
وَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى، أَبْطَلْنَا ثَوَابَهَا وَجَعَلْنَاهَا كَالَهَبَاءِ
الْمَنْثُورِ، وَهُوَ الْغُبَارُ الَّذِي يُرَى فِي شُعَاعِ الشَّمْسِ
Permasalahan
: amalan manusia tergantung dari beberapa hal.
وَقَالَ حَكِيمٌ مِنَ
الْحُكَمَاءِ: مَنْ عَمِلَ سَبْعَةً دُونَ سَبْعَةٍ لَمْ يَنْتَفِعْ بِمَا
يَعْمَلْ، أَوَّلُهَا أَنْ يَعْمَلَ بِالْخَوْفِ دُونَ الْحَذَرِ، يَعْنِي
يَقُولُ: إِنِّي أَخَافُ عَذَابَ اللَّهِ، وَلَا يَحْذَرُ مِنَ الذُّنُوبِ، فَلَا
يَنْفَعُهُ ذَلِكَ الْقَوْلُ شَيْئًا.
وَالثَّانِي أَنْ يَعْمَلَ
بِالرَّجَاءِ دُونَ الطَّلَبِ، يَعْنِي يَقُولُ: إِنِّي أَرْجُو ثَوَابَ اللَّهِ
تَعَالَى، وَلَا يَطْلُبُهُ بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، لَمْ تَنْفَعْهُ
مَقَالَتُهُ شَيْئًا.
وَالثَّالِثُ بِالنِّيَّةِ
دُونَ الْقَصْدِ يَعْنِي يَنْوِي بِقَلْبِهِ أَنْ يَعْمَلَ بِالطَّاعَاتِ
وَالْخَيْرَاتِ وَلَا يَقْصِدُ بِنَفْسِهِ، لَمْ تَنْفَعْهُ نِيَّتُهُ شَيْئًا
وَالرَّابِعُ بِالدُّعَاءِ دُونَ الْجَهْدِ، يَعْنِي يَدْعُو اللَّهَ تَعَالَى
أَنْ يُوَفِّقَهُ لِلْخَيْرِ وَلَا يَجْتَهِدُ، لَمْ يَنْفَعْهُ دُعَاؤُهُ
شَيْئًا، وَيَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَجْتَهِدَ لِيُوَفِّقَهُ اللَّهُ تَعَالَى كَمَا
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ
سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69] ، يَعْنِي
الَّذِينَ جَاهَدُوا فِي طَاعَتِنَا وَفِي دِينِنَا لَنُوَفِّقَنَّهُمْ لِذَلِكَ.
وَالْخَامِسُ
بِالِاسْتِغْفَارِ دُونَ النَّدَمِ، يَعْنِي يَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَلَا
يَنْدَمُ عَلَى مَا كَانَ مِنْهُ مِنَ الذُّنُوبِ، لَمْ يَنْفَعْهُ
الِاسْتِغْفَارُ يَعْنِي بِغَيْرِ النَّدَامَةِ.
وَالسَّادِسُ
بِالْعَلَانِيَةِ دُونَ السَّرِيرَةِ يَعْنِي يُصْلِحُ أُمُورَهُ فِي
الْعَلَانِيَةِ وَلَا يُصْلِحُهَا فِي السِّرِّ، لَمْ تَنْفَعْهُ عَلَانِيَتُهُ
شَيْئًا.
وَالسَّابِعُ أَنْ
يَعْمَلَ بِالْكَدِّ دُونَ الْإِخْلَاصِ يَعْنِي يَجْتَهِدُ فِي الطَّاعَاتِ وَلَا
تَكُونُ أَعْمَالُهُ خَالِصَةً لِوَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى، لَمْ تَنْفَعْهُ
أَعْمَالُهُ بِغَيْرِ إِخْلَاصٍ، وَيَكُونُ ذَلِكَ اغْتِرَارًا مِنْهُ بِنَفْسِهِ
Pelajaran
: Allah mengetahui apa yang ada didalam hati kita, dan mengetahui apa yang ada
dialam semesta, baik yang terlihat ataupun tidak, karena ilmunya Allah meliputi
atas segala sesuatu.
Ketujuh :
وَأَنَّهُ لَيْسَ بِجِسْمٍ مُصَوَّرٍ، وَلَا يُمَاثِلُ مَوْجُودًا،
وَلَا يُمَاثِلُهُ مَوْجُودٌ، وَلَا تُحِيطُ بِهِ الْجِهَاتُ، وَلَا تَكْتَنِفُهُ
الْأَرَضُونَ وَلَا السَّمَاوَاتُ. وَأَنَّهُ مُسْتَوٍ عَلَى الْعَرْشِ عَلَى
الْوَجْهِ الَّذِي قَالَهُ وَبِالْمَعْنَى الَّذِي أَرَادَهُ، وَهُوَ فَوْقَ
الْعَرْشِ وَالسَّمَاءِ، وَفَوْقَ كُلِّ شَيْءٍ إِلَى تُخُومِ الثَّرَى،
فَوْقِيَّةً لَا تَزِيدُهُ قُرْبًا إِلَى الْعَرْشِ وَالسَّمَاءِ كَمَا لَا
تَزِيدُهُ بُعْدًا عَنِ الْأَرْضِ وَالثَّرَى، بَلْ هُوَ رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ
عَنِ الْعَرْشِ وَالسَّمَاءِ كَمَا أَنَّهُ رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ عَنِ الْأَرْضِ
وَالثَّرَى،
Mukhalafatul lil hawadits
Artinya
: Allah itu berbeda dengan segala sesuatu.
Analogi
:
Saya
manusia, apakah saya sama dengan kembaran saya ?
Sekembar-kembarnya
saya pasti ada perbedaan kan ?
Bagaimana
Allah sang Maha Pencipta Manusia…
Maka
:
Bagaimana
mungkin Allah bertangan ?
Bagaimana
Allah mempunyai wajah ?
Bagaimana
Allah itu turun ?
Sedangkan
Allah yang menciptakan itu semua.
Maka
lebih baik, kita mentakwil atau diam.
Jawaban:
Baik
apabila mereka masih ngotot.
Coba
Tanya : Mengapa mesti Allah itu punya tangan ?
Mereka
menjawab : karena ada dalam Al-Qur’an.
Coba
Tanya : baik, kenapa tidak anda artikan aja tangan kucing, atau tangan hewan
lain ?
Ini
adalah logika yang salah.
Kaidahnya
: الله ليس كمثله شيء : ولم يكن له كفوا احد
Apabila
ada yang bertanya : “apakah surge neraka kekal ?”.
Jawabannya
: kekal, namun sifat kekalnya tidak seperti kekalnya Allah.
Coba
baca ayat : خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ وَاللَّهُ
بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Aliimran
15
Ketujuh
:
وَهُوَ مَعَ ذَلِكَ قَرِيبٌ مِنْ كُلِّ مَوْجُودٍ، وَهُوَ أَقْرَبُ
إِلَى الْعَبْدِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ، إِذْ لَا يُمَاثِلُ قُرْبُهُ قُرْبَ
الْأَجْسَامِ، كَمَا لَا تُمَاثِلُ ذَاتُهُ ذَاتَ الْأَجْسَامِ، وَأَنَّهُ لَا
يَحُلُّ فِي شَيْءٍ وَلَا يَحُلُّ فِيهِ شَيْءٌ، تَعَالَى عَنْ أَنْ يَحْوِيَهُ
مَكَانٌ كَمَا تَقَدَّسَ عَنْ أَنْ يَحُدَّهُ زَمَانٌ، بَلْ كَانَ قَبْلَ أَنْ
خَلَقَ الزَّمَانَ وَالْمَكَانَ، وَهُوَ الْآنَ عَلَى مَا عَلَيْهِ كَانَ،
وَأَنَّهُ فِي ذَاتِهِ مَعْلُومُ الْوُجُودِ بِالْعُقُولِ،
Allah Maha dekat :
Allah SWT berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي
عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي
وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (186)
إِنَّ رَحْمةََ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ (56)
إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُّجِيبٌ (61)
قُلْ إِن ضَلَلْتُ
فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَى نَفْسِي وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ
رَبِّي إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ (50)
وَلِلّهِ غَيْبُ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلاَّ كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ
هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (77) وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ
نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16)
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَكِن لاَّ تُبْصِرُونَ (85
Dari ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa Allah itu dekat, lebih
dekat dari urat nabi, namun dekatnya Allah tidak bisa diserupakan dekatnya
benda-benda, tidak bisa diukur dengan jarak, karena Allah tidak membutuhkan
tempat dan waktu. Semua yang menciptakan waktu dan tempat adalah Allah, ada
telah ada sebelum adanya Waktu dan tempat. Bagi Allah tidak ada arah, baik
kanan maupun kiri.
Kedelapan :
مَرْئِيُّ الذَّاتِ بِالْأَبْصَارِ فِي دَارِ الْقَرَارِ نِعْمَةً
مِنْهُ وَلُطْفًا بِالْأَبْرَارِ، وَإِتْمَامًا مِنْهُ لِلنَّعِيمِ بِالنَّظَرِ
إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيمِ
Allah bisa dilihat di dunia
kah? Atau dsurga ?
COMMENTS