Bagaimana adab kita terhadap ahli kubur ? Rasulullah SAW adalah semulia-mulia makhluk yang mengajarkan kita bagaimana berinteraksi ...
Bagaimana adab kita
terhadap ahli kubur ?
Rasulullah SAW adalah
semulia-mulia makhluk yang mengajarkan kita bagaimana berinteraksi dengan alam,
mengajarkan bagaimana bersosialisasi dengan lingkungan, dan bagaimana cara
memahami dan mengayomi semua makhluk lingkungan. Baik manusia maupun hewan,
baik benda maupun tumbuhan, kesemuanya itu telah dicontohkan dan diajarkan oleh
Rasulullah SAW dalam masa hidup didunia.
Semua makhluk yang hidup
dan mati berhaq mendapatkan kasih sayang dari yang manusia, sebab merekalah
yang Allah SWT berikan akal untuk berfikir, diberikan hati untuk berkasih
sayang kepada semua makhluk. Maka ahli qubur pun mendapatkan kasih sayang Allah
SWT yaitu adalah diajarkan oleh Rasul bagaimana cara kita atau adab kita ketika
ke kubur seseorang.
Mengucapkan salam
Rasulullah SAW bersabda :
596- وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: - مَرَّ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِقُبُورِ اَلْمَدِينَةِ, فَأَقْبَلَ عَلَيْهِمْ بِوَجْهِهِ فَقَالَ: "اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ اَلْقُبُورِ, يَغْفِرُ اَللَّهُ لَنَا وَلَكُمْ, أَنْتُمْ سَلَفُنَا وَنَحْنُ بِالْأَثَرِ" - رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَقَالَ: حَسَن ٌ
596.
Ibnu Abbas berkata:
"Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah melewati kuburan
Madinah, lalu beliau menghadapkan mukanya seraya mengucapkan: "4:artinya =
Semoga kesejahteraan terlimpahkan atasmu wahai penghuni kubur, semoga Allah
mengampuni kami dan kamu, kamu mendahului kami dan kami akan menyusul)."
hadits hasan menurut Tirmidzi.
Mengingat mati
Dalam kitab bulughul maram : bab janaiz :
- عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه
وسلم - - أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ - رَوَاهُ
اَلتِّرْمِذِيُّ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ
534.
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perbanyaklah menyebut
pelebur kenikmatan, yaitu : mati." Riwayat Tirmidzi dan Nasa'i, dan
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.
Memakaikan kain kafan yang paling baik
549- وَعَنْ جَابِرٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - - إِذَا كَفَّنَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُحْسِنْ كَفَنَهُ - رَوَاهُ مُسْلِمٌ
5749.
Dari Jabir
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seseorang di antara kamu mengkafani saudaranya, hendaknya ia
memilih yang paling baik." Riwayat Muslim.
Rasulullah SAW melarang untuk tidak memakaikan yang
mahal
551- وَعَنْ عَلِيٍّ - رضي الله عنه - قَالَ: - سَمِعْتُ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ: "لَا تُغَالُوا فِي اَلْكَفَنِ, فَإِنَّهُ يُسْلُبُ سَرِيعًا" - رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
551.
Dari Ali
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Janganlah memilih yang mahal untuk kain kafan, karena ia akan
lekas rusak." Riwayat Abu Dawud
Jangan mencaci orang yang telah wafat
597- وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - - لَا تَسُبُّوا الْأَمْوَاتَ, فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا - رَوَاهُ اَلْبُخَارِيّ ُ
597.
Dari 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Janganlah mencaci maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah
sampai pada balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." Riwayat
Bukhari.
يَا
صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ، وَيْحَكَ أَلْقِ سِبْتِيَّتَيْكَ» فَنَظَرَ الرَّجُلُ
فَلَمَّا عَرَفَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلَعَهُمَا
فَرَمَى بِهِمَا
“Wahai pemakai
sandal, celakalah engkau! Lepaskan sandalmu!”
Lalu orang tersebut melihat (orang yang meneriakinya). Tatkala ia mengenali
(kalau orang itu adalah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, ia melepas kedua sandalnya dan melemparnya”
Mendoakan ahli kubur
Rasulullah saw bersabda:
“Berilah hadiah mayit-mayitmu.” Kemudian
kami (sahabat) bertanya: Apa hadiah untuk mayit? Beliau menjawab: “Sedekah dan
doa.” (Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 570)
Dalil yang menjadi landasan memberi makanan kepada
keluarga yang ditinggalkan
594- وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: - لَمَّا جَاءَ نَعْيُ جَعْفَرٍ -حِينَ قُتِلَ- قَالَ اَلنَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - "اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا, فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ" - أَخْرَجَهُ الْخَمْسَةُ, إِلَّا النَّسَائِيّ َ
594.
Abdullah Ibnu Ja'far
Radliyallaahu 'anhu berkata: Ketika berita kematian Ja'far datang sewaktu ia
terbunuh, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Buatkanlah
makanan untuk keluarga Ja'far karena telah datang sesuatu yang menyusahkan
mereka." Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i.
Masalah peti mati
Ada ulama yang membolehkan, karena udzur, jika tidak maka haram bahkan
ada yang bilang haram, karena buang-buang harta.
COMMENTS